Pemeran utama dalam proses komunikasi adalah manusia. Sebagai psikolog, kita memandang komunikasi justru pada perilaku manusia komunikan (JalaludinRahmat, 1994).
Kosep Tentang Manusia
- Teori Psikoanalisis
- Tokoh Utamanya Adalah Sigmun Freud
- Manusia adalah Homo Volens, yaitu Makhluk yang berkeinginan
- Perilaku manusia merupakan interaksi dari tiga sub sistem kepribadian yang meliputi: Id (komponenbiologis) , Ego (komponenpsikologis), Superego (komponensosial).
- Id dansuperego ada dalam alam bawah sadar manusia dan sering memunculkan ketegangan pada diri individu. Ego berada ditengan-tengah antara Id dan superego. Ada dua kemungkinan yang dilakukan ego: (1) menyerah pada Id sehinggamenerima hukuman superego dalam bentuk rasa bersalah, (2) membuat pertahanan ego dengan mendistorsi realitas secara rasional.
- Teori Behaviorisme (Learning Theory)
- Tokoh Utamanya adalah J.B Watson
- Manusia adalah makhluk yang Homo Mechanicus, Yaitu makhluk yang mekanistis
- Teori ini lahir sebagai reaksi dari introspeksionisme yang subyektif dan psikoanalisisyang mengakui adanya alam bawah sadar pada individu. Teori ini ingin manganalisa hanya perilaku yang nampak, terukur, dan dapat diramalkan.
- Organisme dilahirkan tanpasifat2 sosial maupun psikologis. Perilaku adalah hasil pengalaman dan digerakkan/dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan.
- Teori Kognitif (Cognitif Theory)
- Tokoh utamanya adalah Lewin
- Manusia adalah homo Sapiens: makhluk yang berpikir.
- Perilaku manusia bukan sekedar respon padastimuli. Perilaku manusia adalah produk dari gaya psikologis (ruang hayat/life space)yang mempengaruhi individu secara spontan.
- Singkatnya, perilaku manusia bisadirumuskan sebagai berikut: B = f (P, E)B : behaviorP : person (dengan life space masing-masing)E : environment
- Dalam teori kognitif munculkonsep ketegangan(tension): suasana kejiwaan yang terjadi ketika hubungan psikologisbelum terpenuhi/belum sesuai yang diharapkan.
- Konsep tension juga memunculkan teoridisonansikognitif(Leon Festinger): pada saat individu menjumpai disonansi (ketidaksesuaian) antara dua kognisi (pengetahuan) yang berbeda, maka individu akan mencari informasi yang bisa mengurangi disonansi dan menghindari informasiyang bisamenambah disonansi.
- Konsep tension memunculkan teorikonsistensikognitif(Fritz Heider, Leon Festinger, Abelson): manusia adalah pencari konsistensi kognitif (the person as consistency seeker) yang selalu menjaga keajegan dalamsistemkepercayaan yang dimilikinya, dan keajegan hubungan antara sistemkepercayaanyang dimilikidengan perilakunya.
- Awal tahun70-an teori disonansi kognitif dikritik oleh teori pengolah informasi (the person as information processor). Γ perilaku manusia merupakan produk dari strategi pengolahan informasi yang rasional, yang mengarahkan penyandian, penyimpanan, dan pemanggilan informasi.Γ manusia adalah individu yang memecahkan masalahnya secara sadar.
- Sebenarnya (jika begitu) manusia itu miskin kognitif (the person as cognitive miser).
- Kenyataannya manusia tidaklah selalu rasional. Γ seringkali manusia menilai sesuatu berdasarkan informasi yang tidak lengkap sehingga akan menggunakan prakonsepsiyang menggunakanprinsip2 umum/dalil2 kognitif (cognitive heuristic).
Konsep Psikologi Humanistik
- Manusia bukanlah sekedar makhluk yang berpikir, manusia adalah makhlukyang senantiasa mencari identitas dan selalu berusaha menemukan apayang didambakannya.
- Manusia memiliki aspek-aspek positif yang diantaranya berkaitan dengan cinta, kreatifitas, nilai, makna, pertumbuhan pribadi.
- Psikologi humanistik bukanlah sekedar studi mengenai makhluk manusia. Namun psikologi humanistik adalah studi mengenai bagaimana menjadi manusia.
- Psikologi humanistik berkembangng dari dua pandangan besar mengenai manusia: fenomenologi dan eksistensialisme.
- Pengalaman subyektif setiap orang akan dikomunikasikan kepada orang lain dalam suatu proses intersubyektifitas. Γ “untuk memahami maknasubyektifandamaka akuharus menggambarkanaruskesadaranandamengalir berdampingan dengan aruskesadaranaku”Γ Aku menafsirkan dan membentuk tindakanintensionalandapada saat anda memilih kata-kata yang digunakannya.
- Fenomenologi memahami bahwa manusia itu hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasikan secara subyektif. Γ alam pengalaman setiap orang berbeda dari alam pengalaman oranglain.
- Eksistensialisme menekankan pentingnya kewajiban individu kepada sesama. Yang terpenting bukanlah apa yang didapat dari kehidupan, melainkan apa yang dapat diberikan individu kepada kehidupan.Γ Hidup individu akan bermakna hanya ketika melibatkan nilai-nilai dan pilihanyang konstruktif secara sosial.
- Pandangan eksistensialisme tentang intersubyektifitas digambarkan dalamdialog, pertemuan atau hubungan antara diri dengan orang lain (I – thou relationship). Γ reaksi oranglain penting bagi kita karena akan membentuk konsep diri kita dan membentuk pemuasan pada diri kita (growth needs).
Demikian artikel tentang Teori Komunikator (Manusia Sebagai Pelakunya) ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Teori Komunikator (Manusia Sebagai Pelakunya) ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.